Sedikitnya 174 orang, termasuk dua polisi, tewas dalam kerusuhan sepak bola di kota Malang, Indonesia, Sabtu. Demikian disampaikan Wakil Gubernur Provinsi Jawa Timur. Sekitar 180 orang dirawat di rumah sakit.
Kerusuhan meletus di kota di provinsi Jawa Timur setelah pertandingan antara musuh bebuyutan Arima FC dari Malang dan Persibaya Surabaya dari Surabaya. Arema FC kalah 2-3, setelah itu ribuan fans kedua tim menyerbu lapangan.
Polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan massa. Lebih dari tiga puluh orang meninggal karena terancam punah di lapangan. Korban lainnya meninggal kemudian di rumah sakit, terutama karena kekurangan oksigen.
Gambar dari situs berita tvOne Terlihat puluhan orang berada di rumah sakit menunggu pertolongan. Kebakaran juga akan merusak tribun penonton dan stadion di Malang.
Arima dan Persibaya Surabaya adalah rival sengit. Kedua klub bermain di divisi satu sepak bola Indonesia, Liga Indonesia 1. Semua pertandingan di divisi tersebut telah ditangguhkan selama seminggu dan Persatuan Sepak Bola Nasional PSSI telah mengumumkan bahwa mereka akan menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi.
Menteri Olahraga Indonesia Zinedine Amali menginginkan aturan keamanan yang lebih ketat di sekitar pertandingan sepak bola. Dia juga ingin memeriksa apakah pertandingan dapat dimainkan tanpa penonton.
Polisi di Jawa Timur telah menyarankan sebelum pertandingan bahwa hanya penggemar tim tuan rumah yang diizinkan masuk ke stadion. Pasalnya, persaingan antara kedua klub cukup tinggi. Tidak jelas mengapa saran ini tidak diikuti.
“Penggemar TV Wannabe. Pelopor media sosial. Zombieaholic. Pelajar ekstrem. Ahli Twitter. Nerd perjalanan yang tak tersembuhkan.”
More Stories
Reaksi beragam terhadap laporan dekolonisasi di Indonesia
Bagaimana Wiljan Bloem menjadi pemain bintang di Indonesia
7 liburan kebugaran untuk diimpikan