BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Tiongkok menutup ratusan masjid di wilayah utara

Tiongkok menutup ratusan masjid di wilayah utara

Masjid Huasi di Gansu, Tiongkok utara

Berita Noos

Tiongkok telah menutup ratusan masjid di wilayah utara Ningxia dan Gansu. Hal inilah yang ditetapkan oleh organisasi hak asasi manusia Human Rights Watch (HRW). Laporan kritis . Laporan tersebut mengatakan bahwa masjid-masjid dihancurkan atau dibongkar dengan menghilangkan landmark arsitektur Islam seperti kubah dan menara. Human Rights Watch mengatakan hal ini bertentangan dengan hak kebebasan beragama.

Human Rights Watch menganalisis citra satelit dan video dari wilayah tersebut serta laporan pemerintah untuk menyelidiki penutupan masjid. Organisasi tersebut tidak dapat menentukan jumlah pasti masjid yang telah ditutup atau diubah dalam beberapa tahun terakhir, namun diyakini jumlahnya mencapai ratusan.

Laporan tersebut mengatakan bahwa penutupan dan pembongkaran masjid adalah bagian dari upaya yang lebih luas untuk mengusir Islam di Tiongkok. Partai Komunis Tiongkok memperketat cengkeramannya terhadap agama dan etnis minoritas. Sejak Presiden Xi Jinping menyerukan “Sinisisasi” agama pada tahun 2016, pembongkaran masjid semakin meningkat.

Secara hukum, agama hanya boleh dianut di tempat ibadah resmi agama yang disetujui. Pihak berwenang melakukan kontrol ketat terhadap tempat ibadah.

Pada bulan April 2018, Beijing mengeluarkan Pedoman dikeluarkan, yang menyatakan bahwa pejabat pemerintah harus “menerapkan kontrol ketat terhadap pembangunan dan perencanaan lokasi untuk kegiatan Islam” dan “mematuhi prinsip lebih banyak pembongkaran dan lebih sedikit pembangunan.”

Citra satelit

Wilayah Ningxia dan Gansu merupakan rumah bagi populasi Muslim terbesar di negara tersebut setelah Daerah Otonomi Xinjiang. Para peneliti dari Universitas Plymouth dan Manchester meyakini hal itu Penjaga 1.300 masjid telah hilang di Ningxia sejak tahun 2020.

Pemerintah melakukan “pelanggaran hak asasi manusia yang serius” di Xinjiang terkait dengan warga Uighur, PBB melaporkan di Agustus. Human Rights Watch menemukan bukti penahanan massal di “kamp pendidikan ulang”, penyiksaan, dan pemerkosaan.