BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Hujan bukannya salju dan padang rumput hijau di Pegunungan Alpen

Hujan bukannya salju dan padang rumput hijau di Pegunungan Alpen

Pegunungan Alpen telah menghangat sekitar 2 derajat dalam 100 tahun terakhir, dua kali rata-rata global, Menurut Badan Lingkungan Eropa. Pemanasan yang sangat cepat ini sebagian disebabkan oleh hilangnya refleksi salju dan gletser: permukaan gelap menyerap lebih banyak panas daripada permukaan terang. Curah hujan diperkirakan akan meningkat di daerah pegunungan, tetapi akan semakin turun sebagai hujan daripada salju. Untuk setiap derajat pemanasan, garis salju bergerak naik sekitar 150 meter, menurut badan UE.

Efek dapat dengan mudah diukur di Pegunungan Alpen, seperti yang ditunjukkan, misalnya, oleh studi skala besar pada tahun 2021 dengan data dari dua ribu stasiun pengukuran, yang tersebar di seluruh pegunungan. Di bawah 2.000 meter rata-rata salju turun sekitar satu bulan lebih sedikit daripada tahun 1970-an, menurut publikasi di Commerce Gazette. kriosfer. Pada ketinggian yang lebih tinggi terlalu dingin untuk melihat banyak perbedaan.

Pegunungan adalah tempat di mana konsekuensi perubahan iklim dirasakan pada tahap awal. “Perubahan iklim adalah profesi saya, tapi sekarang menjadi pribadi,” tulis Profesor Fisika Iklim Reto Knuti dari ETH Zurich di Twitter. Dengan gambar gunung tempat dia belajar bermain ski saat masih kecil. Saat ini hanya ada lapisan salju tipis.

READ  Pemerintah sayap kanan yang baru mengekspos kelemahan demokrasinya dengan rencana reformasinya