Harga rata-rata kelapa sawit akan mencapai 3.800 ringgit per ton pada tahun 2023, turun 23% dari rata-rata tahun lalu sebesar 4.910 ringgit, menurut estimasi median dari survei 18 analis dan praktisi industri.
“Konflik antara Rusia dan Ukraina serta dampak ekonomi dari pandemi ini akan terus mempengaruhi pasar pada tahun 2023. Namun, kami percaya bahwa intensitas volatilitas akan berkurang dibandingkan tahun lalu,” kata Faisal Iqbal, Direktur Pemasaran Minyak Sawit Malaysia Perusahaan. Dewan.
produksi lambat
Peningkatan marjinal dalam produksi diharapkan untuk produsen utama di Indonesia dan Malaysia, sama seperti permintaan global diperkirakan akan meningkat karena China melonggarkan pembatasan COVID-19 dan India meningkatkan impor. China dan India adalah konsumen minyak sawit terbesar di dunia.
Produksi di Indonesia diperkirakan naik 2,4% tahun ini menjadi 48 juta ton, dari 46,87 juta ton tahun lalu.
Produksi di Malaysia diperkirakan mencapai 19 juta ton, naik 3% dari 18,45 juta ton tahun lalu, karena pemerintah mengambil langkah untuk mengurangi kekurangan tenaga kerja yang merusak.
Analis mengatakan cuaca hujan baru-baru ini akan meningkatkan produktivitas pada kuartal kedua dan ketiga, tetapi penggunaan pupuk yang lebih rendah pada tahun 2022 akan membatasi pertumbuhan produksi yang signifikan.
politik di Indonesia
Analis mengatakan langkah Indonesia, pengekspor minyak kelapa sawit terbesar, untuk mengekang ekspor dan meningkatkan konsumsi biodiesel dalam negeri akan memberikan beberapa dukungan untuk harga mengingat persediaan minyak nabati dunia yang sudah terbatas.
Fai Lu, seorang ekonom di LMC, mengatakan langkah Jakarta ke negara campuran biofuel 35% lebih tinggi dari minyak kelapa sawit, yang tertinggi di dunia, akan meningkatkan permintaan untuk minyak nabati bahkan saat campuran bebas berkurang karena harga minyak sawit lebih tinggi dibandingkan dengan solar. internasional.
“Bahkan dengan peningkatan produksi, ekspor minyak sawit mentah Indonesia kemungkinan tidak akan meningkat banyak pada tahun 2023. Ini akan memungkinkan Malaysia untuk mengekspor lebih banyak jika mereka dapat menetapkan harga sendiri di pasar,” kata Lu.
Dia menambahkan bahwa pasokan global diperkirakan akan menyusut selama enam bulan ke depan karena minyak sawit terus menerima diskon yang signifikan dibandingkan minyak lunak pesaing, tetapi pasokan kemungkinan besar akan pulih pada akhir tahun 2023.
Investor juga akan mengamati laju pemulihan permintaan China, ketegangan resesi global, dan dampak El Niño pada produksi minyak nabati global.
“Spesialis budaya pop. Ahli makanan yang setia. Praktisi musik yang ramah. Penggemar twitter yang bangga. Penggila media sosial. Kutu buku bepergian.”
More Stories
Visi Asia 2021 – Masa Depan dan Negara Berkembang
Ketenangan yang aneh menyelimuti penangkapan mantan penduduk Delft di Indonesia – seorang jurnalis kriminal
Avans+ ingin memulihkan jutaan dolar akibat kegagalan pelatihan dengan pelajar Indonesia