BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Penjelasan Indonesia Pertamina berada di bawah tekanan untuk memindahkan terminal minyak setelah kebakaran yang mematikan

Penjelasan Indonesia Pertamina berada di bawah tekanan untuk memindahkan terminal minyak setelah kebakaran yang mematikan

Pemerintah Indonesia menginginkan perusahaan energi negara Pertamina memindahkan pom bensinnya di Bloomang, salah satu yang tertua dan terbesar di negara ini, setelah terjadi kebakaran di fasilitasnya di Jakarta, yang menewaskan 16 penduduk setempat.

Namun, biaya dan politik dapat menghalangi pemindahan stasiun, yang memiliki kapasitas penyimpanan 325 juta liter (86 juta galon) dan menyediakan sekitar seperlima bahan bakar harian negara.

Inilah yang terjadi dan apa yang dipertaruhkan.

Kebakaran mematikan Pada 3 Maret, sekitar pukul 20.00, terjadi kebakaran di Plumbang, yang terletak di kawasan padat penduduk di Jakarta Utara.

Sekitar 30 menit sebelum kebakaran, orang-orang di sekitar mencium bau bahan bakar, menyebabkan beberapa orang muntah, kata penduduk setempat kepada Kompas TV.

Pertamina mengatakan telah mendeteksi kebocoran sebelum kebakaran terjadi.

Juru bicaranya, Fajar Djoko Santoso, mengatakan api hanya mengenai saluran bahan bakar di stasiun tersebut, sementara tangki penyimpanan tetap aman dan operasi dilanjutkan di Blombang.

Kecelakaan tersebut sangat fatal karena terdapat rumah-rumah di luar tembok luar pom bensin, sedangkan beberapa rumah lainnya hanya dipisahkan tembok oleh jalan sempit.

Bloomang mengalami kebakaran besar lainnya pada tahun 2009.

Kejadian lain di Kilang Pertamina antara lain kebakaran Kilang Balongan pada Maret 2021 dan kebakaran gudang penyimpanan Kilang Cilacap pada Juni dan November 2021.

Media lokal melaporkan kebakaran di kilang Balikpapan di Pertamina tahun lalu melukai lima pekerja dan menewaskan satu orang.

prospek gerakan

Eric Thuhir, Menteri Badan Usaha Milik Negara yang membawahi Pertamina, mengatakan pemerintah telah mengusulkan pemindahan Plumbang ke lokasi baru di bagian lain Jakarta Utara, yang sedang disiapkan oleh Indonesia Port Corporation (IPC).

Direktur IPC Arif Suhartono mengatakan, di dekat terminal peti kemas Tanjung Priyeok, perseroan memiliki dua bidang tanah masing-masing seluas 32 hektare yang diperuntukkan bagi fasilitas minyak dan gas yang dapat digunakan Pertamina.

READ  Parlemen Jepang menyetujui kesepakatan perdagangan terbesar di dunia

Remediasi sedang berlangsung dan lahan akan siap pada tahun 2024, kata Arif, menambahkan bahwa Pertamina sebelumnya telah menghubungi otoritas pelabuhan tentang kemungkinan langkah tersebut.

Lari gawang

Pertamina sedang mempelajari proposal perencanaan jangka panjang pemerintah, kata juru bicara Vagar, menambahkan bahwa perusahaan juga mempelajari biaya pemindahan tersebut.

Yusri Osman, direktur eksekutif Pusat Energi dan Sumber Daya Indonesia, memperkirakan bahwa pabrik baru dapat menelan biaya sekitar $350 juta dan akan memakan waktu setidaknya empat tahun untuk membangunnya.

Comedy Notonegoro, direktur eksekutif think tank ReforMiner Institute, mengatakan Jakarta harus mendukung Pertamina secara finansial untuk setiap peningkatan dengan memotong dividen yang dibayarkan kepada pemerintah.

Fahmy Radi, pengamat energi dari Universitas Gajah Mada, mengatakan membangun fasilitas baru akan lebih mudah daripada merelokasi puluhan keluarga yang tinggal di sekitarnya.

Namun, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjitan yang membidangi energi mengatakan masyarakat yang tinggal di zona penyangga sekitar Bloomang harus direlokasi.

Dia mengatakan kepada wartawan bahwa zona penyangga dibuat untuk stasiun ketika dibangun dan menyalahkan hilangnya penghalang ini pada pihak berwenang yang mengizinkan pembangunan rumah.

Pemindaian keamanan

Pihak berwenang sedang menyelidiki penyebab kebakaran tersebut, sementara ketua komite energi parlemen, Sojing Subaruto, menyerukan “audit menyeluruh yang mendesak” terhadap semua aset Pertamina, termasuk kilangnya.

Dia mencontohkan, banyak kilang yang dibangun pada 1970-an dan beroperasi dengan kapasitas penuh sehingga rentan gagal.

Ia menambahkan, Pertamina harus menilai risiko iklim akibat perubahan pola cuaca dengan badai petir yang lebih banyak.

Panitia akan memanggil para eksekutif Pertamina begitu DPR kembali dari reses pekan depan.

Berdasarkan rencana tahun 2015, perusahaan berencana untuk meng-upgrade empat kilang terbesarnya dan membangun dua kilang baru, yang akan menggandakan kapasitas pemrosesan menjadi lebih dari 1,5 juta barel per hari.

READ  Kisah-kisah panjang tersembunyi tentang sejarah kompleks perbudakan dan "pendidikan intensif manusia"

Namun, proyek-proyek baru tertunda karena Pertamina mendesain ulang rencananya untuk memenuhi permintaan energi bersih.

($1 = 15.345.000 rupiah)