Kecepatan rotasi Bumi pada porosnya mungkin memainkan peran penting dalam jumlah oksigen di atmosfer. Inilah kesimpulan ilmuwan Jerman dan Amerika berdasarkan penelitian tentang mikroba.
Ketika hari-hari di Bumi menjadi lebih lama, mikroba seperti ganggang biru-hijau mulai menghasilkan lebih banyak oksigen melalui fotosintesis karena beberapa jam sinar matahari, tulis para ilmuwan dalam artikel mereka. ilmu bumi alam. Akibatnya, kandungan oksigen di atmosfer terus meningkat, yang penting bagi perkembangan kehidupan di Bumi.
Enam jam sehari
Selama bertahun-tahun, Bumi telah melambat pada porosnya, sebagian karena gaya gravitasi antara Bumi dan Bulan. Ketika Bumi terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, satu hari berlalu setelah jam keenam. Lebih dari dua miliar tahun kemudian, yaitu, 21 jam dan sekitar 700 juta tahun yang lalu, Bumi telah berputar pada porosnya dalam 24 jam saat ini.
Untuk penelitian ini, mikroba diperiksa dari sungai di Danau Huron, di perbatasan antara Amerika Serikat dan Kanada. Di sana, di perairan yang dingin dan miskin oksigen, mikroba hidup dalam kondisi yang mirip dengan yang ada di lautan tak lama setelah pembentukan Bumi.
Di laboratorium, para peneliti memaparkan ganggang itu ke cahaya. Ini menunjukkan bahwa mereka menghasilkan lebih banyak oksigen semakin lama mereka berada dalam cahaya, dan kemudian para ilmuwan menggunakan model untuk menghitung efeknya pada skala global. Mereka kemudian menyimpulkan bahwa hari yang panjang mungkin telah memainkan peran penting dalam evolusi kehidupan di Bumi.
Lebih banyak waktu untuk menghasilkan oksigen
Ketika hari lebih pendek, mikroba cenderung tidak menghasilkan oksigen, sebagian karena mereka digagalkan oleh mikroba lain. Itu berubah seiring bertambahnya hari dan mereka memiliki lebih banyak waktu untuk mengeluarkan oksigen, tulis para ilmuwan.
Salah satu peneliti utama, ahli mikrobiologi Greyjoy Dick dari University of Michigan, menjelaskan bahwa mengapa kadar oksigen meledak pada titik-titik tertentu dalam sejarah Bumi telah lama menjadi tanda tanya.
Sudah diduga bahwa mikroba memainkan peran penting dalam hal ini. “Tapi kami tidak tahu faktor mana yang berperan dalam hal ini dan kapan,” katanya. jumpa pers dari universitasnya. “Penelitian kami menunjukkan bahwa panjang hari dapat menjawab pola dan waktu tersebut.”
“Spesialis budaya pop. Ahli makanan yang setia. Praktisi musik yang ramah. Penggemar twitter yang bangga. Penggila media sosial. Kutu buku bepergian.”
More Stories
Membayar iklan di Facebook dari Indonesia menjadi lebih mudah: Pelajari cara melakukannya
Corsair meluncurkan monitor Xeneon 34 inci dengan panel QD OLED dengan resolusi 3440 x 1440 piksel – Komputer – Berita
Microsoft menyumbangkan Project Mono kepada komunitas Wine – IT – Berita