BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Dana Kekayaan Norwegia menempatkan perusahaan milik negara Indonesia di bawah pengawasan karena risikonya terhadap seni prasejarah

Dana Kekayaan Norwegia menempatkan perusahaan milik negara Indonesia di bawah pengawasan karena risikonya terhadap seni prasejarah

Dana Kekayaan Norwegia telah menempatkan produsen semen Indonesia yang memiliki kepentingan di bawah pengawasan selama tiga tahun pada apa yang disebutnya sebagai “risiko bahaya” dari aktivitas perusahaan hingga lukisan gua prasejarah di pulau Sulawesi.

Anak perusahaan Semen Indonesia mengoperasikan tambang di dekat 18 gua di Sulawesi Selatan yang menyimpan beberapa lukisan tertua di dunia, menurut Norges Bank, yang mengoperasikan dana kekayaan negara terbesar di dunia, Norges Bank Investment Management (NBIM).

“Latar belakang keputusan itu adalah risiko kerusakan prasejarah dan warisan budaya yang tidak dapat diperbaiki,” kata Norges Bank Kamis, mengutip rekomendasi dari dewan etika.

Bank tersebut mengatakan bahwa getaran dari kegiatan penggalian dan debu dari truk yang mengangkut sumber daya menimbulkan risiko erosi pada seni gua.

Simin Indonesia mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Senin bahwa pihaknya telah melakukan upaya seperti membatasi akses dan mengurangi getaran dan debu, menambahkan bahwa dana tersebut telah memutuskan untuk mengamati mereka untuk memastikan bahwa langkah-langkah ini diterapkan.

“Kami berkomitmen penuh untuk melestarikan lingkungan, termasuk warisan budaya prasejarah yang berada di bawah tanah kami,” kata perusahaan itu.

NBIM adalah pemegang saham terbesar ketiga Semen Indonesia, dengan 1,6% saham beredar pada akhir tahun 2022 senilai sekitar $45 juta, menurut data Refinitiv.

Gua di Sulawesi Selatan adalah rumah bagi lukisan yang diyakini berusia sekitar 44.000 tahun dan merupakan penggambaran cerita tertua yang diketahui. Para arkeolog mengatakan bahwa beberapa di antaranya terurai dengan cepat karena faktor-faktor seperti erosi garam akibat perubahan iklim.

Awal pekan ini, UNESCO menetapkan kawasan itu sebagai ‘Global Geopark’, yang berarti kawasan dengan minat geologis yang membutuhkan pembangunan berkelanjutan.

Menurut Norges Bank, Simien Tunasa “tidak memiliki pemantauan sistematis terhadap situs seni cadas,” menambahkan bahwa “kurangnya pemantauan dampak aktivitas perusahaan menimbulkan risiko yang signifikan, mengingat warisan budaya khusus yang diwakili oleh seni cadas.” (Laporan Stanley Widianto dan Francesca Nangwi; Editing Kanupriya Kapoor)