Indonesia melarang gerakan Islam radikal yang pengaruhnya berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Semua kegiatan atau ekspresi Front Pembela Islam, Front Pembila Islam, tidak lagi diizinkan mulai sekarang.
Pemimpin garis depan adalah ulama kontroversial Rizek Chehab. Gerakannya adalah kekuatan pendorong di balik protes massa terhadap penguasa Kristen di Jakarta pada tahun 2016 dan 2017, yang diduga menghina Islam dan dijatuhi hukuman dua tahun penjara.
Pada 2017, Chehab menuduh dirinya, antara lain, melakukan pornografi dan menghina ideologi negara, Pancasila. Kemudian dia melarikan diri ke Arab Saudi. Tuduhan itu dibatalkan dan Chehab kembali ke Indonesia bulan lalu.
Ada rapat massa yang diselenggarakan dengan suporter yang melanggar aturan Corona. Pada pertengahan Desember dia menyerahkan diri ke polisi. Segera setelah itu, bentrokan meletus antara pendukungnya dan polisi di Jakarta, ketika mereka menuntut pembebasannya dalam sebuah demonstrasi. Awal bulan ini, enam anggota FPI tewas dalam baku tembak dengan polisi.
Lihat juga laporan tahun 2016, tentang pengaruh Islam radikal yang berkembang di Indonesia:
“Spesialis budaya pop. Ahli makanan yang setia. Praktisi musik yang ramah. Penggemar twitter yang bangga. Penggila media sosial. Kutu buku bepergian.”
More Stories
Visi Asia 2021 – Masa Depan dan Negara Berkembang
Ketenangan yang aneh menyelimuti penangkapan mantan penduduk Delft di Indonesia – seorang jurnalis kriminal
Avans+ ingin memulihkan jutaan dolar akibat kegagalan pelatihan dengan pelajar Indonesia