BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Kabinet tidak mau mengeluarkan paten untuk vaksin corona

Kabinet tidak mau mengeluarkan paten untuk vaksin corona

Kabinet yang akan keluar itu tidak menganggap penerbitan paten vaksin corona sebagai solusi atas kelangkaan vaksin di negara-negara miskin. ‘Ini bukan tongkat ajaib,’ kata Menteri Luar Negeri Tom de Bruijn.

Rob Engler / ANP

De Bruyne mencatat bahwa ada cukup vaksin. 1,5 miliar vaksin diproduksi setiap bulan. Penyebaran vaksin menjadi salah. Selain itu, masyarakat di negara miskin lebih tahan terhadap virus corona.

Perlahan-lahan

Vaksin didistribusikan oleh Kovacs, antara lain. Menurut menteri, ini berjalan sangat lambat. Dia meyakinkan dewan bahwa dia akan mencari tahu mengapa Kovacs bekerja sangat lambat. Belanda telah berjanji untuk menyediakan 27 juta vaksin ke negara-negara miskin. Dari jumlah tersebut, 22 juta vaksin masuk ke program Kovacs, sementara jutaan sisanya divaksinasi langsung di negara lain. Negara-negara termasuk Suriname dan Indonesia telah divaksinasi.

Kurangnya dukungan internasional

PvdA dan GroenLinks juga menuntut penghapusan hak eksklusif atas vaksin dari perusahaan farmasi. Jika ada kekurangan vaksin yang terus-menerus di negara-negara miskin, de Bruzne ingin mempertimbangkan opsi tersebut. Saat paten dilepas, produsen lain bisa mengembangkan vaksin corona.

Baca juga | WHO serukan penyebaran vaksin corona yang lebih baik

Tidak ada dukungan internasional untuk penerbitan paten. Di Amerika Serikat, langkah tersebut telah diperdebatkan sebelumnya, tetapi sebaliknya tetap diam. Menurut De Bruijn, teknologi khusus juga diperlukan untuk mengembangkan vaksin, tetapi tidak dipatenkan. Perusahaan juga tidak bisa dipaksakan.

Resep yang sudah teruji

Menteri menemukan solusi lain: berbagi pengetahuan secara sukarela oleh perusahaan farmasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengkonfirmasi hal ini. Pabrik manufaktur sedang didirikan di Afrika Selatan dengan bantuan perusahaan lokal. De Bruyne menyebut ini ‘resep yang dicoba’.

READ  Dice Brock dari Keltrop 'orang kita' di Timur Tengah selama 3,5 tahun

Tanyakan ini juga | “Kami memerangi virus, tetapi virus telah mengubah aturan main hingga setengahnya.”