BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Kapal layar dan fregat uap Hr.  MS.  Prince of Orange – Periklanan Hellevoetsluis |  Neraka besar

Kapal layar dan fregat uap Hr. MS. Prince of Orange – Periklanan Hellevoetsluis | Neraka besar

Gambar dari masa lalu

tanggal
Baca 211 kali

Pada tahun 1896, orang-orang dari Perusahaan Penghancur berdiri dengan berani di atas sisa-sisa mangsa mereka: kapal layar dan kapal uap yang pernah dibanggakan. MS. Pangeran Oranye. Selain itu, salah satu pekerja pembongkaran mengangkat spanduk bertuliskan, “Hr. Ms. Prince of Orange at Demolition.” Nama asli kapal perang yang berasal dari tahun 1828 itu adalah “Wal”. Namun ketika Pangeran Hendrik, putra Raja Willem II, mengambil komando kapal perang tersebut, namanya diubah dan dilanjutkan dengan nama “Pangeran van Orange”. Setelah dilengkapi dengan enam puluh artileri, ia melakukan perjalanan sejauh Laut Mediterania dan kemudian Hindia Timur (Indonesia). Namun pada akhirnya, kapal kebanggaan ini pun menjadi usang dan ditolak dinas aktifnya. Namun, dia diberikan usia tua yang panjang. Kapal perang itu diubah menjadi kapal penjaga di pelabuhan Hellevoetse, sebagai penerus Zr, siap dibongkar. MS. sungai Rhein. Di dermaga barunya di Baantje (Oostzanddijk), tepat di belakang jembatan, Oranje, seorang pensiunan, membantu membentuk citra Kastil Hellevoetse sejak tahun 1874. Ini pun, tidak mungkin lagi, sampai paku terakhir. Setelah hampir tujuh puluh tahun, akhir akhirnya tiba.

Sebuah perusahaan di Amsterdam bersedia membayar 12.000 gulden untuk membongkar kapal tersebut. Di tanjung timur Koopvaardijhaven, pembongkaran kapal perang yang dulu dibanggakan itu dimulai. Setelah bagian utama lambung dihancurkan, Orange ditarik dari pelabuhan Hellevoetse lagi, dalam perjalanan ke apa yang disebut “Haventje Van Leeuwen”, front selatan saat ini. Di sana ia bertemu dengan tujuan akhirnya. Prince of Orange berhasil sebagai kapal pengawal oleh HR. MS. Van Galen, yang nantinya berperan dalam pelatihan pelaut di Channel oleh Voorne. (Foto: Museum Kota Hellevoetsluis)

READ  Studi: Pengacara dipertanyakan tentang poros pembangunan tanah Indonesia