BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Korban selamat dari serangan pesawat tak berawak AS di Afghanistan menuntut keadilan, uang

Kerabat dan penyintas serangan pesawat tak berawak AS di Afghanistan yang menewaskan sepuluh warga sipil tidak setuju dengan permintaan maaf militer AS. Dalam percakapan dengan kantor berita Amerika AP, salah satu kerabatnya atas nama keluarganya menuntut agar Amerika Serikat menyelidiki dan menghukum mereka yang bertanggung jawab.

Pada akhir Agustus, sepuluh warga sipil tak berdosa tewas dalam serangan pesawat tak berawak yang bertujuan melenyapkan anggota organisasi teroris ISIS. Awalnya, Pentagon mengklaim telah membunuh dua teroris papan atas. Bahkan, seorang karyawan organisasi bantuan Amerika dan orang yang lewat, termasuk tujuh anak-anak, terlibat.

kemarin sebuah bantuan Jenderal AS McKenzie membuat kesalahan. Dia berbicara tentang “kesalahan tragis” yang dia minta maaf. Menurut dia, serangan itu dilakukan setelah memeriksa target dengan cermat, setelah itu petugas yang terlibat diyakinkan bahwa itu merupakan ancaman bagi militer AS di bandara Kabul.

kompensasi keuangan

Pernyataan ini tidak kredibel, menurut keluarga korban Emal Ahmadi, yang putrinya Malika yang berusia 3 tahun tewas dalam serangan pesawat tak berawak itu. Menurutnya, tentara yang terlibat seharusnya bisa melihat anak-anak berjalan di sekitar sasaran.

“Tidak cukup untuk meminta maaf,” kata Ahmadi kepada Associated Press. “Dengan permintaan maaf, putri saya tidak akan kembali.” Dia ingin tidak hanya menuntut mereka yang bertanggung jawab, tetapi juga menuntut kompensasi finansial dan evakuasi sejumlah anggota keluarga ke negara yang aman.

Ketika ditanya, McKenzie mengatakan kemarin bahwa dia ingin memberikan kompensasi finansial kepada keluarga yang terkena dampak, tetapi tidak mengatakan jumlah yang spesifik.