Stemly – perusahaan rintisan untuk mengelola dan membiayai persediaan rantai pasokan – diluncurkan dari lab ING Singapura sebagai perusahaan mandiri. Perusahaan akan menerima investasi $2,5 juta dari, antara lain, ING Ventures, EDB New Ventures dan Elev8.
Startup – juga salah satu “produk” pertama dari ING Lab Singapura – diciptakan untuk menjembatani kesenjangan informasi keputusan antara operasi rantai pasokan dan keuangan. Startup ini menggunakan teknologi pembelajaran mesin otomatis, memungkinkan platform untuk memprediksi dan mengoptimalkan rantai pasokan dan operasi keuangan perusahaan. Tim Stemly saat ini terdiri dari 20 karyawan yang tersebar di Singapura, India, Indonesia, Irlandia, dan Australia.
Sanjay Saini, salah satu pendiri Stemly, mengatakan perusahaan ditantang oleh meningkatnya ketidakpastian rantai pasokan, sebagian karena krisis virus corona telah memperburuk fluktuasi pasokan dan permintaan. “Stemly memungkinkan manajer untuk membuat keputusan yang lebih baik dan lebih cepat dalam memperkirakan, mengoptimalkan inventaris, dan mengelola arus kas. Ini mengurangi biaya operasional dan meningkatkan efisiensi operasional.”
“Kisah sukses” berikutnya
Saini juga mengklaim bahwa Stemly Technologies mampu menghemat 10% hingga 40% pada inventaris perusahaan dan biaya modal kerja. “Dalam beberapa kasus, itu setara dengan puluhan juta dolar.”
Menurut Olivier Gueumond, Global Head of Innovation Labs and Financial Firms di ING, Stemly adalah ‘kisah sukses’ inovasi ING berikutnya. “Memahami prakiraan permintaan, optimalisasi rantai pasokan, dan prakiraan arus kas meningkatkan ketahanan bisnis pelanggan kami.”
More Stories
Visi Asia 2021 – Masa Depan dan Negara Berkembang
Ketenangan yang aneh menyelimuti penangkapan mantan penduduk Delft di Indonesia – seorang jurnalis kriminal
Avans+ ingin memulihkan jutaan dolar akibat kegagalan pelatihan dengan pelajar Indonesia