Di Indonesia, orang membangun hotel mewah untuk menarik pelanggan yang penasaran: burung walet, burung kecil Sarang yang bisa dimakan Dianggap sebagai kelezatan dalam masakan Cina.
Sarang yang terbuat dari air liur burung walet harganya mahal dan digunakan untuk membuat sup sarang burung walet. Sarangnya dilarutkan dalam air, setelah itu terbentuk sup dengan tekstur agar-agar.
Sup ini telah dimakan di Tiongkok selama ratusan tahun dan konon menawarkan banyak manfaat kesehatan.
Sampah bisa dijual dengan harga lebih dari seribu dolar per pon, itulah julukan mereka 'Caveri dari Timur' Kami telah menerima Sup dari sarang burung walet bisa memberikan manfaat lebih dari itu biaya $100.
Indonesia mengklaim sebagai eksportir sarang burung walet terbesar di dunia. Sebuah surat kabar Amerika menulis bahwa semakin banyak orang di negara tersebut yang membangun bangunan untuk menarik perhatian burung Waktu New York. Misalnya, dalam 10 tahun terakhir, jumlah kandang burung walet di Sampas, Kalimantan, salah satu pulau di Indonesia, telah meningkat lima kali lipat.
Karena meningkatnya persaingan, pemilik kandang burung menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk menciptakan tempat yang sempurna untuk burung walet. Hewan senang ketika mereka datang ke tempat bersarangnya.
Burung walet biasanya bersarang di gua-gua di seluruh Asia Tenggara. Memanen sarang dari dinding gua dan batu sangatlah berbahaya.
'Anda harus memperlakukan keluarga Swift seperti mereka kaya'
Untuk menarik perhatian Swift, Anda harus memperlakukan mereka seperti orang kaya dan membuat mereka merasa nyaman, kata petugas Zulqibli kepada The New York Times. Dia membangun sangkar burung setinggi 15 meter.
Anda dapat melakukannya dengan nyaman dengan mengatur suhu dan menjauhkan serangga dan predator, kata Zulkipli. “Rumah burung walet harus sangat bersih sehingga laba-laba pun tidak menyukainya.”
Beberapa orang mengubah lantai atas rumahnya menjadi habitat burung walet. Yang lain memainkan suara yang mirip dengan gema suara burung walet untuk menarik perhatian mereka.
Namun, menurut Zulqibli, burung-burung tersebut menjadi langka akibat meningkatnya jumlah rumah burung walet dan krisis iklim sehingga menyebabkan sejumlah 'pengusaha perhotelan' membuangnya. Menurut Badan Perlindungan Lingkungan AS Bermain telepon Masa depan populasi burung layang-layang liar masih belum pasti.
More Stories
Apakah Kotak Kontak adalah Solusi untuk Mengelola Peralatan Listrik Anda Secara Efisien?
Presiden berupaya menyelamatkan pembangunan ibu kota baru Indonesia
Hak aborsi telah 'diperluas' di Indonesia, namun yang terpenting, hak aborsi menjadi semakin sulit