BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

“Mata-mata nuklir” yang belajar membuat bom nuklir meninggal di Almelo

“Mata-mata nuklir” yang belajar membuat bom nuklir meninggal di Almelo

Khan dulu bekerja di pabrik ultracentrifuge Urenco di Almelo. Dia menggunakan pengetahuan yang diperoleh di sana tentang pengayaan uranium untuk mengembangkan bom nuklir di Pakistan. Banyak orang Pakistan melihat Khan sebagai pahlawan karena alasan ini.

keuntungan besar

Menteri Pertahanan Pakistan Pervez Khattak menggambarkan kematian Khan sebagai “kerugian besar”. Pakistan akan selalu menghormatinya atas jasa yang ia berikan kepada negaranya.

Khan mengeluh bulan lalu bahwa perdana menteri dan anggota pemerintah lainnya tidak menanyakan kesehatannya selama perawatan di rumah sakit. Dia dites positif terkena virus corona pada akhir Agustus, menurut media Pakistan.

Pada tahun 1983, pengadilan di Amsterdam memutuskan Khan bersalah atas spionase nuklir in absentia, tetapi di banding ia dibebaskan karena kesalahan resmi.

Di Pakistan, cerita telah lama beredar bahwa Khan menjual teknologi atas inisiatifnya sendiri ke Iran, Libya, dan Korea Utara pada 1990-an, tetapi pada 2013, ilmuwan nuklir itu mengatakan bahwa dia memperoleh pengetahuan tentang teknologi nuklir atas nama perdana menteri saat itu. Benazir Bhutto.

yayasan politik

Khan lahir di India pada tahun 1936 dan berimigrasi bersama keluarganya ke Pakistan setelah dekolonisasi anak benua India. Pada tahun enam puluhan ia belajar di Berlin, Delft dan Leuven.

Selanjutnya ia melakukan penelitian di Laboratorium Penelitian Dinamika Fisik di Amsterdam dan di Urenco. Ia kemudian mendirikan gerakan politik di tanah airnya.

READ  Langsung | Pasokan listrik pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhia telah dipulihkan