BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Pembangkit listrik tenaga panas bumi Pertamina Indonesia turun 7% saat pertama kali memasuki pasar

Pembangkit listrik tenaga panas bumi Pertamina Indonesia turun 7% saat pertama kali memasuki pasar

Pertamina Geothermal Energy, unit perusahaan energi milik negara Pertamina, turun 6,9% pada perdagangan pertama pada hari Jumat setelah mengumpulkan 9,06 triliun rupiah ($595,47 juta) dalam penawaran umum perdana terbesar di negara itu dalam hampir setahun.

Saham dibuka 5,7% di atas harga IPO 875 rupee per saham di Bursa Efek Indonesia sebelum jatuh 6,9% menjadi 815 rupee per saham.

Debut yang lemah dapat memengaruhi sentimen seputar IPO mendatang di Indonesia tahun ini. Perusahaan induk Pertamina Geothermal Pertamina juga berencana go public untuk unit hulu Pertamina Hulu Energy.

Reuters melaporkan bulan lalu, mengutip sumber, bahwa perusahaan pupuk milik negara Pupuk Kalimantan Timur sedang merencanakan penawaran umum perdana yang dapat mengumpulkan $500 juta tahun ini.

IPO Pertamina Geothermal adalah yang terbesar di Indonesia dalam hampir satu tahun, setelah IPO perusahaan teknologi GoTo senilai $1,1 miliar pada bulan April. GoTo juga tidak bernasib baik, dengan harga saham turun lebih dari 60% sejak IPO.

Pertamina Geothermal menjual 10,35 miliar saham, atau 25% dari modal yang tumbuh, dan berencana menggunakan sebagian besar dana IPO untuk memperluas kapasitas wilayah operasi panas bumi, menurut prospektus.

IPO datang karena Pertamina bertujuan untuk menggandakan kapasitas panas bumi pada 2027-2028, yang dapat menelan biaya sekitar $4 miliar. Indonesia, ekonomi terbesar di Asia Tenggara, tertarik untuk memanfaatkan sumber energi panas bumi untuk mengurangi impor energi dan mengurangi emisi karbon.

($1 = 15.215.000 rupiah)

READ  Afrika Selatan: Lebih dari 40 negara ingin bergabung dengan BRICS