Pengusaha Rusia Yevgeny Prigozhin, yang dekat dengan Presiden Vladimir Putin, mengakui bahwa dia berada di belakang perusahaan tentara bayaran Wagner Group. Dan perusahaannya, yang dipandang sebagai perpanjangan tangan negara Rusia, dituduh melakukan kejahatan perang di Suriah dan Ukraina.
Prigozhin mengatakan dia mendirikan kelompok paramiliter pada 2014 untuk mengirim orang ke Ukraina timur setelah perang pecah di sana antara separatis pro-Rusia dan negara Ukraina. Orang Rusia berusia 61 tahun itu mengatakan tentara bayaran itu kemudian juga dikirim ke Amerika Latin dan Afrika.
Pengusaha itu dikenal sebagai “juru masak Putin” karena kedekatannya dengan negara Rusia. Julukan tersebut mengacu pada kontrak katering dengan Kremlin. Prigozhin sebelumnya membantah memiliki hubungan dengan Grup Wagner. Amerika Serikat dan Uni Eropa, di antara negara-negara lain, melaporkan hubungan ini dan menjatuhkan sanksi.
Putin mengatakan Grup Wagner tidak mewakili negara Rusia, tetapi dapat beroperasi di mana saja di dunia selama perusahaan itu tidak melanggar hukum Rusia. Kelompok hak asasi manusia dan pemerintah Ukraina telah menuduh tentara bayaran melakukan kejahatan perang di Ukraina timur selama bertahun-tahun. Perusahaan itu juga dituduh melakukan kejahatan semacam itu di Suriah.
Kementerian Pertahanan Inggris melaporkan musim panas lalu bahwa Rusia mengerahkan tentara bayaran Wagner untuk memperkuat pasukannya di Ukraina. Tentara Rusia telah menderita kerugian sejak menginvasi negara tetangga Ukraina pada akhir Februari.
Seorang pejabat AS mengatakan pekan lalu bahwa Grup Wagner telah menderita kerugian besar di Ukraina. Menurut pejabat pertahanan, upaya telah dilakukan untuk merekrut 1.500 penjahat perang yang dihukum di Ukraina, tetapi banyak dari mereka menolak. Pejabat itu menunjuk foto yang beredar di media sosial. Tampaknya Prigozhin sedang mencoba merekrut tahanan Rusia.
More Stories
Foto yang digunakan influencer Belanda untuk menyebarkan propaganda pro-Trump
Ukraina mungkin mengerahkan pesawat F-16 Belanda di Rusia
Anak-anak Jerman meninggal setelah sebuah lubang runtuh di bukit pasir di Denmark