Rasa frustasi saya luar biasa ketika Raja membuka pameran budak di Museum Rematik minggu lalu, yang saat ini tidak bisa dihadiri oleh orang-orang seperti saya karena visi Kabinet yang sempit. Entah apakah ada juga yang fokus pada novel atau cerita tentang kehidupan kolonial di Timur. Dalam persiapannya, saya telah membaca ulang beberapa karya seperti ini, dan mencatat kembali betapa tegasnya beberapa orang telah menggambarkan dunia kolonial ini. Misalnya, saya membolak-balik surat-surat indah Willem Walraven (1887-1943) untuk mengagumi kritiknya terhadap ‘Kepulauan Timur Eropa’ dan wawasannya tentang berbagai peristiwa dan hubungan sosial India yang sangat berbeda. Saya kembali terinspirasi oleh karya-karya yang dikoleksi oleh HJ Friedrich (1900-1962), terbitan 1984. Jika seorang penulis Belanda pernah membaca orang Indonesia, maka onkologis inilah yang memulai karirnya sebagai pegawai negeri di Hindia Belanda pada usia 21 tahun.
Friedrich menulis ceritanya dari sudut pandang orang Indonesia. Sekarang ini disebut Alokasi budaya, Tetapi dalam kasusnya Anda tidak dapat menolaknya, karena dia memerankan karakternya dengan begitu banyak kecerdasan, pengetahuan, dan rasa hormat sehingga Anda lupa untuk berurusan dengan seorang anak lelaki dari Stotsknol yang dibesarkan di provinsi itu.
Surat-suratnya juga berguna. Mereka memberikan gambaran yang menghibur dan terkadang kritis tentang kehidupan kolonial. Tiba-tiba saya menyadari bahwa komunitas kelompok seringkali tidak memiliki lebih dari 40 orang yang mencari satu sama lain.
Dalam pengantar karya yang dikumpulkan, Rob menghargai minat dan perhatian besar yang diberikan kepada orang-orang dan keadaan Newvenheis Friedercy. Itu adalah blok bangunan ceritanya, dan Anda hampir dapat mendengar apa yang dia katakan saat Anda membacanya. Sebagai pendongeng, sesama tahanan mengenalnya di kamp penahanan Jepang selama perang. Entah itu tentang Hindia atau elemen yang bocor di pameran Brabant, dia selalu bisa membuat penontonnya terkesan. Dia juga mulai menulis di kamp Jepang itu.
Friedercy kemudian lupa. Tapi karyanya perlu diterbitkan ulang. Hanya generasi muda yang bisa lebih memahami masa lalu.
Saya f. Saya membaca ulang alat penyiram juga Bandong-Bandung (1993). Karena diskusi terkini tentang benar dan salah dalam sejarah kolonial, novel telah muncul lebih dari periode itu. Ceritanya adalah pensiunan politisi Chris Regensberg akan melakukan perjalanan bisnis ke Indonesia sebagai hadiah. Di sana ia bertemu dengan Otje Blanchett orang Indonesia, dengan siapa ia adalah seorang anak di Hindia Belanda. Mereka membawa kembali kenangan karena tujuan kecepatan Regensburg adalah kebalikan dari kemiskinan yang tumbuh bersama temannya. Jadi Bandung dan Bandung.
[1945amantilotjetanatuuyiraikkapparrinarenpatairejensperkpatippatiyakaunarntarataiavarmurrilummarantuvittarorumamavalavaraipateviyavukkualaittuccenrapotuavarvantuavaraipperuvarenrukannirutanotjevukkucapatamceytiruntarappotutanrejensperktanatuturokattaiunarntu”kuttikalcattiyamceykirarkalnancattiyamceykirencattiyamceykirenanalninkalennitamiruntuetuvumperavillaipateviyaviliruntuvantakatitamallaetuvumillaimarantuvitteniluttuccellappattennanunnaimintumninaittatillaikalanittuvattirkumkalanittuvattirkumitaiyilanaverupatukalaivarttaikalilvaikkamaliruppatunallatu[1945ஆம்ஆண்டில்ஓட்ஜேதனதுஉயிரைக்காப்பாற்றினார்என்பதைரெஜென்ஸ்பெர்க்படிப்படியாகஉணர்ந்தார்அதைஅவர்முற்றிலும்மறந்துவிட்டார்ஒருமாமாவால்அவரைபடேவியாவுக்குஅழைத்துச்சென்றபோதுஅவர்வந்துஅவரைப்பெறுவார்என்றுகண்ணீருடன்ஓட்ஜேவுக்குசபதம்செய்திருந்தார்அப்போதுதான்ரெஜென்ஸ்பெர்க்தனதுதுரோகத்தைஉணர்ந்து“குட்டிகள்சத்தியம்செய்கிறார்கள்நான்சத்தியம்செய்கிறேன்சத்தியம்செய்கிறேன்ஆனால்நீங்கள்என்னிடமிருந்துஎதுவும்பெறவில்லைபடேவியாவிலிருந்துவந்தகடிதம்அல்லஎதுவும்இல்லைமறந்துவிட்டேன்இழுத்துச்செல்லப்பட்டேன்நான்உன்னைமீண்டும்நினைத்ததில்லை’காலனித்துவத்திற்கும்காலனித்துவத்திற்கும்இடையிலானவேறுபாடுகளைவார்த்தைகளில்வைக்காமல்இருப்பதுநல்லதுSebuah versi dari artikel ini juga telah diterbitkan di NRC pada pagi hari tanggal 21 Mei 2021
“Penggemar TV Wannabe. Pelopor media sosial. Zombieaholic. Pelajar ekstrem. Ahli Twitter. Nerd perjalanan yang tak tersembuhkan.”
More Stories
Presiden berupaya menyelamatkan pembangunan ibu kota baru Indonesia
Hak aborsi telah 'diperluas' di Indonesia, namun yang terpenting, hak aborsi menjadi semakin sulit
Indonesia merayakan kemerdekaan di ibu kotanya, Nusantara