Berita Noos••rata-rata
Pengguna WhatsApp di Indonesia tidak bisa lagi mengirimkan GIF seksual eksplisit. Indonesia mengancam akan sepenuhnya melarang WhatsApp di negaranya jika perusahaan tersebut tidak menghapus GIF seksual eksplisit dalam waktu 48 jam.
Indonesia menyatakan telah tiga kali meminta WhatsApp untuk menghapus gambar porno. Juru bicara Facebook, pemilik WhatsApp, mengatakan kepada AP bahwa pesan-pesan di WhatsApp dienkripsi dan Indonesia harus beralih ke perusahaan seperti Tenor, yang membuat GIF untuk WhatsApp.
Beberapa jam setelah ancaman tersebut, Kementerian Komunikasi Indonesia mengumumkan bahwa tuntutan negara telah dipenuhi dan GIF tersebut dihapus. Seorang juru bicara Tenor mengatakan sebagai tanggapan bahwa perusahaan tersebut “bekerja sama dengan otoritas lokal untuk memastikan bahwa konten aplikasi mencerminkan budaya dan undang-undang lokal.”
Sensor
Indonesia adalah negara Muslim terbesar di dunia dan memiliki undang-undang anti-pornografi yang ketat. Sementara itu, media sosial seperti Facebook dan WhatsApp memiliki jangkauan yang sangat luas: dengan sekitar 126 juta akun, negara ini memiliki jumlah pengguna Facebook terbesar di dunia, setelah Amerika Serikat, India, dan Brasil.
Besarnya peran perusahaan di Indonesia menyebabkan seringnya terjadi penyensoran, kata koresponden Michel Maas di Indonesia Berita Radio NOS 1. “Facebook dan WhatsApp begitu besar di Indonesia sehingga perusahaan melakukan segala cara untuk menghindari pemblokiran. Di bawah tekanan, mereka cenderung cepat mengubah keadaan,” tambahnya.
Ada orang yang berakhir di penjara selama satu setengah tahun karena pesan Facebook.
Undang-undang baru di Indonesia baru-baru ini memungkinkan siapa pun untuk menuntut orang atas pencemaran nama baik secara online. Maas: “Setiap pesan di media sosial bisa dibajak. Ada orang yang berakhir di penjara selama satu setengah tahun karena pesan di Facebook.”
Alphabet Inc, perusahaan induk Google, juga mendapat teguran dari Indonesia atas materi seksual eksplisit. Pada bulan Juli, situs web layanan pesan terenkripsi Telegram, pesaing WhatsApp, juga diblokir. Ada alasan lain: pendukung ISIS berkomunikasi melalui aplikasi Telegram di saluran chat pribadi.
“Spesialis budaya pop. Ahli makanan yang setia. Praktisi musik yang ramah. Penggemar twitter yang bangga. Penggila media sosial. Kutu buku bepergian.”
More Stories
Visi Asia 2021 – Masa Depan dan Negara Berkembang
Ketenangan yang aneh menyelimuti penangkapan mantan penduduk Delft di Indonesia – seorang jurnalis kriminal
Avans+ ingin memulihkan jutaan dolar akibat kegagalan pelatihan dengan pelajar Indonesia