BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

G7 menginginkan dukungan jangka panjang untuk Ukraina dengan sarana militer

G7 menginginkan dukungan jangka panjang untuk Ukraina dengan sarana militer

KTT NATO minggu ini di Vilnius menunjukkan tekad aliansi untuk memusatkan lebih banyak kekuatan di perbatasannya dengan Rusia. Demikian klaim duta besar Rusia untuk Amerika Serikat, Anatoly Antonov. “Kami tidak punya tempat untuk mundur,” katanya kepada kantor berita Rusia TASS.

Menurut Antonov, pernyataan anggota NATO di ibu kota Lituania juga menegaskan “orientasi anti-Rusia” dari aliansi tersebut, yang mencurahkan semua sumber dayanya “untuk perang melawan negara kita”. Antonov: “Setiap upaya sedang dilakukan untuk menyiapkan opini publik dalam negeri untuk menyetujui keputusan anti-Rusia yang akan diambil di Vilnius dalam beberapa hari mendatang.”

KTT di ibu kota Lituania sebagian besar didominasi oleh konsekuensi invasi Rusia ke Ukraina. Bagi Antonov, perbedaan pendapat atas tawaran Ukraina untuk menjadi anggota NATO semakin menyempit. “Situasi terus meluncur menuju hasil yang paling tidak menguntungkan dalam konfrontasi antara Federasi Rusia dan anggota aliansi,” katanya.

Rusia telah memperjelas sejak 2008, ketika NATO pertama kali secara terbuka menyatakan keterbukaannya terhadap aksesi Kiev, bahwa Rusia memandang keanggotaan Ukraina di NATO sebagai ancaman terhadap keamanan nasional.

Finlandia, yang berbagi perbatasan sepanjang 1.340 km dengan Rusia, adalah negara terbaru yang bergabung dengan aliansi tersebut pada April tahun ini. Saat ini, empat negara telah menyatakan ambisinya untuk bergabung dengan NATO: Bosnia dan Herzegovina, Georgia, Ukraina, dan Swedia. Dua di antaranya, Georgia dan Ukraina, berbatasan dengan Rusia. (AP)

READ  Biden sedang mempertimbangkan untuk mengirim tentara ke Eropa Timur dan negara-negara Baltik | luar negeri