BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Amnesty International mengatakan warga Suriah telah mengalami pelecehan, penyiksaan dan penghilangan setelah mereka kembali

Amnesty International mengatakan warga Suriah telah mengalami pelecehan, penyiksaan dan penghilangan setelah mereka kembali

Tidak aman bagi pengungsi Suriah untuk kembali ke negara mereka. Mereka menghadapi risiko berakhir di penjara, diperkosa atau disiksa, atau menghilang tanpa jejak. Amnesty International sampai pada kesimpulan ini dalam sebuah laporan berjudul “You Will Die”.

Organisasi hak asasi manusia berbicara kepada lusinan warga Suriah dan mendokumentasikan kisah 66 “orang yang kembali” antara 2017 dan 2021, lima di antaranya meninggal di penangkaran dan nasib 17 tidak diketahui. Perempuan dan anak-anak Suriah juga menjadi korban pelecehan seksual. “Setiap pemerintah yang mengklaim bahwa Suriah sekarang aman dengan sengaja mengabaikan kenyataan yang mengerikan dan membuat pengungsi takut akan hidup mereka sekali lagi,” kata Marie Forrester dari Amnesty International.

Laporan tersebut merupakan dakwaan terhadap negara-negara yang mengklaim bahwa beberapa bagian Suriah, yang telah menjadi subyek perang saudara selama bertahun-tahun, aman. Secara khusus, Denmark, Swedia, Lebanon, dan Turki disebut-sebut sebagai negara yang tidak akan memberikan perlindungan yang memadai bagi pengungsi Suriah dan memberikan tekanan untuk kembali.

Lebih dari 12 juta orang telah mengungsi sejak pecahnya perang saudara Suriah pada tahun 2011, hampir setengah dari mereka telah melarikan diri ke luar negeri. Sebagian besar dari mereka tinggal di negara tetangga Turki dan Lebanon.

Kebijakan Belanda bukanlah memulangkan warga Suriah untuk sementara waktu. Dalam sebuah surat kepada Dewan Perwakilan Rakyat, Menteri Luar Negeri Brooks Knoll menulis minggu ini bahwa situasi keamanan di beberapa bagian Suriah telah membaik, tetapi “pelanggaran berat hak asasi manusia” terus terjadi dalam skala besar oleh pemerintah Suriah dan lainnya. . penguasa di negara tersebut.

“Sejumlah besar pasukan keamanan di Suriah memantau setiap aspek kehidupan sehari-hari di wilayah yang dikuasai pemerintah Suriah dan wilayah utara di bawah kendali berbagai faksi oposisi bersenjata,” tulis Brookers-Knoll. Menteri luar negeri mengatakan bahwa warga Suriah menghadapi pengadilan yang tidak adil dan menjadi sasaran siksaan dan penyiksaan yang parah.

READ  NATO bahkan tanpa pasukan yang aman dari serangan teroris di Afghanistan | Luar negeri