BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Indonesia akan larang ekspor minyak sawit

Indonesia akan larang ekspor minyak sawit

Indonesia berencana untuk melarang ekspor minyak sawit olahan Ini merupakan pukulan bagi pasar makanan global. Perdagangan Belanda tidak akan terlalu terpengaruh karena tidak akan ada larangan ekspor minyak sawit mentah. Belanda terutama memproses minyak sawit mentah. Inilah yang dimaksud dengan NRC.

Indonesia merupakan pengekspor minyak sawit terbesar di dunia. Minyak ini hadir di banyak produk supermarket mulai dari kue dan mentega hingga sampo dan sabun. Indonesia ingin dengan

Harga domestik akan turun karena embargo dan kelangkaan minyak goreng akan berkurang. Misalnya, minyak kelapa tidak lagi diperbolehkan keluar negeri. Indonesia sudah memiliki pajak ekspor yang tinggi untuk minyak nabati. Produsen terkemuka lainnya seperti Argentina (minyak kedelai) dan Hongaria (minyak bunga matahari) sudah menggunakan pembatasan ekspor.

Kekuatan mayoritas
Negara-negara seperti India, Cina, Pakistan, dan Spanyol, yang mengimpor minyak sawit olahan dalam jumlah besar dari Indonesia, akan sangat terpengaruh oleh embargo tersebut. Meskipun ada perjanjian pasokan saat ini, mereka mungkin mengalami kekurangan yang parah. Menurut Organisasi Rantai Belanda (MVO) untuk minyak dan lemak, larangan ekspor umumnya merupakan ‘kekuatan’, yang merupakan alasan yang cukup untuk mengakhiri kontrak. Belanda menghindari kekurangan karena negara kita memurnikan sebagian besar minyak sawitnya. Minyak ini dibeli oleh pelanggan Belanda dan Eropa. Selain itu, Belanda banyak mengimpor minyak sawit dari negara lain. Namun pada tahun 2021, 17,5 persen dari total impor berasal dari Indonesia. Minyak sawit lainnya berasal dari Malaysia, Papua Nugini dan Amerika Latin. Unilever tidak mengharapkan kekurangan rantai pasokan yang besar, termasuk di kalangan konsumen.

Sumber: NRC