BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Intelijen AS: Invasi Rusia ke Ukraina dapat dimulai pada 2022

Ketegangan atas Ukraina telah meningkat baru-baru ini. NATO berbicara tentang aktivitas militer terbesar Rusia sejak pencaplokan Krimea. Bulan lalu, badan intelijen AS memperingatkan kemungkinan invasi, tanpa membuat prediksi tentang kapan itu mungkin terjadi. Sementara itu, Rusia mengatakan tidak mengancam siapa pun. Presiden Putin sebelumnya telah membantah peringatan tentang penambahan pasukan Rusia, menggambarkannya sebagai “rumor”.

Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken dan timpalannya dari Rusia Sergei Lavrov bertemu di Stockholm pada hari Kamis untuk membahas situasi di Ukraina, tetapi keduanya tidak mendekati.

Presiden Biden mengatakan kemarin bahwa dia sedang mempersiapkan langkah-langkah yang akan membuat Putin “sangat sulit” untuk mengambil tindakan militer di Ukraina. Juga akan ada panggilan telepon antara kedua pemimpin dalam beberapa hari mendatang. Percakapan terakhir antara kedua pemimpin terjadi pada bulan Juli.

garis merah

Kremlin telah mengumumkan bahwa Putin akan menuntut jaminan bahwa Ukraina tidak akan bergabung dengan NATO dan bahwa aliansi militer tidak akan terlibat dalam kegiatan apa pun di dalam dan di sekitar negara itu. Kremlin mengatakan bahwa jika NATO memperkenalkan senjata atau pasukan ke Ukraina, “garis merah” akan dilewati.

Biden mengatakan hari ini bahwa dia “tidak akan menerima garis merah dari siapa pun.” Dia mengatakan Amerika Serikat sudah tahu tentang tindakan Rusia untuk waktu yang lama. “Saya berharap kita akan berdiskusi panjang dengan Putin,” kata presiden. Pejabat AS dan Ukraina minggu ini memperingatkan sanksi ekonomi yang keras terhadap Rusia.