BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Presiden Korea Selatan yang kontroversial Roh Tae-woo meninggal pada usia 88 tahun

Mantan Presiden Korea Selatan Roh Tae-woo meninggal di Seoul. Dia meninggal di unit perawatan intensif di Rumah Sakit Universitas di ibu kota, setelah puluhan tahun berjuang melawan kesehatan.

Roh memimpin Korea Selatan dari negara otoriter yang diperintah militer menjadi negara demokratis, tetapi mengakhiri karirnya yang panjang di penjara karena menumpas pemberontakan, penipuan, dan pengayaan diri dengan kekerasan.

Seorang veteran Perang Korea (1950-1953), ia memulai karirnya di politik Korea Selatan. Dia awalnya membantu seorang kawan dari tentara mengambil alih kekuasaan dalam kudeta militer pada tahun 1979. Sedikitnya 191 orang tewas dalam pemberontakan bersenjata melawan komplotan kudeta di Gwangju. Pada akhirnya, jasa Roh membuatnya mendapatkan sederet posisi tinggi di pemerintahan.

Beralih ke demokrasi

Ketika pemimpin kudeta Chun Doo-hwan-roh menunjuk penggantinya delapan tahun kemudian, pemberontakan rakyat meningkat. Dalam protes massal, warga Korea Selatan menuntut reformasi demokrasi. Untuk menjaga perdamaian, Roh menjauhkan diri dari pendahulunya dan memperkenalkan reformasi termasuk presiden yang dipilih secara langsung. Dia memimpin negara itu hingga 1993.

Roh benar-benar menempatkan negaranya di peta ketika dia membuka Olimpiade Seoul pada tahun 1988. Dia menjalin hubungan diplomatik dengan Rusia dan Cina dan pada tahun 1991 Korea Selatan dimasukkan ke dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa. Negara ini juga berkembang secara ekonomi.

Namun tahun-tahun terakhirnya di istana kepresidenan dibayangi oleh skandal korupsi yang memaksanya untuk mengundurkan diri. Pada tahun 1996, ia dan teman militer dan politiknya Chun dijatuhi hukuman penjara yang lama untuk pembantaian Gwangju 1979 dan penipuan massal. Setahun kemudian, presiden baru mengampuni mereka. Pada 2013, Roh, dengan bantuan keluarganya, mengembalikan semua uang yang masuk ke kantongnya ke negara.

READ  Unjuk rasa solidaritas massa di Berlin untuk pengunjuk rasa Iran: 'Ini adalah sebuah revolusi'