Bentuk, warna, dan bahan Indonesia memberi kesan mendalam pada pencipta Art Nouveau dan Amsterdam School. Kompleks candi khususnya, arsitektur rakyat dan pengerjaan dipelajari dengan penuh minat dan apresiasi. Beberapa melakukan perjalanan ke Hindia Belanda, tetapi sebagian besar mendapat kesan selama pameran dunia internasional. Misalnya pada tahun 1910 di Brussel, di mana kerajinan Indonesia seperti batik dan anyaman ditampilkan.
dalam pameran Sekolah Indonesia dan Amsterdam Anda dapat melihat pengaruh Indonesia pada bangunan, patung, dan seni terapan Sekolah Amsterdam. Contoh yang baik adalah atap bergelombang rumah Minangkabau dari Sumatera, salah satu pulau di Indonesia. Anda dapat menemukannya sebagai sajak untuk gambar di rumah sekolah Amsterdam dari sekitar tahun 1920-an. Juga bentuk-bentuk bahasa Indonesia lainnya, seperti Gunungan dan legendaris bertahan hidupUlar naga dimasukkan oleh desainer Amsterdam School ke dalam furnitur, dasi bangunan, dan benda seni.
Pameran ini tidak hanya memberikan perspektif Belanda. Di bagian-bagian film, para ahli Indonesia di bidang seni dan arsitektur berbicara tentang pengaruh Indonesia di Amsterdam School.
“Baconaholic. Penjelajah yang sangat rendah hati. Penginjil bir. Pengacara alkohol. Penggemar TV. Web nerd. Zombie geek. Pencipta. Pembaca umum.”
More Stories
Festival Film Belanda | Keturunan dari Timur
Fokus: Malam Sinema Asia Modern
Türkiye dan Indonesia bekerja sama melawan Islamofobia – media Turki