BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Perdebatan laporan kekerasan pada masa Perang Kemerdekaan Indonesia

Perdebatan laporan kekerasan pada masa Perang Kemerdekaan Indonesia

Pada 14 Juni mendatang, DPR akan membahas hasil proyek penelitian ‘Kemerdekaan, Dekolonisasi, Kekerasan dan Perang di Indonesia 1945-1950’. Perdana Menteri Mark Rutte dan Menteri Luar Negeri dan Pertahanan Wopke Hoekstra serta Gajsa Ollongren akan datang ke Parlemen untuk menghadiri acara tersebut. Anda dapat mengikuti debat mulai pukul 10:15 melalui live streaming dan aplikasi Debate Direct.

Proyek Penelitian ‘Kemerdekaan, Rekolonisasi, Kekerasan dan Perang di Indonesia, 1945-1950’, menyajikan laporan beserta temuannya pada 17 Februari 2022. Itu menyebutkan Belanda Pada masa Perang Kemerdekaan Indonesia (1945-1950) digunakan kekerasan yang berlebihan secara struktural. Pada hari laporan tersebut dirilis, Perdana Menteri Mark Rutte meminta maaf atas kekerasan struktural.

Kunci pekerjaan

Perusahaan seperti saya berpartisipasi dalam proyek penelitianIOD (Lembaga Studi Perang, Pembantaian dan Genosida), hDia adalah Institut Kerajaan Bahasa, Geografi dan Etnologi (KITLV) dan The Institut Sejarah Militer Belanda (NIMH). Laporan yang diterbitkan pada Februari 2022 ini merupakan ‘Across Borders’ dan empat sub-studi dari proyek penelitian tersebut. Beberapa penelitian tambahan kemudian diterbitkan.

Diskusi meja bundar

Penyelidikan luas mengenai tindakan Belanda selama dekolonisasi di Indonesia diluncurkan tujuh tahun lalu oleh anggota parlemen Sjord Sjoertsma (D66) dan Harry van Pommel (SP). Setelah laporan tersebut diterbitkan pada Februari 2022, DPR juga akan mengadakan diskusi meja bundar dengan pemangku kepentingan dan pakar.

Ikuti langsung

READ  Vanaja van der Leyden: 'Saya mencium bau makanan di restoran sebelum saya melihatnya.'