BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Peringatan khusus Louis Coopers – Wassenaarders.nl

Peringatan khusus Louis Coopers – Wassenaarders.nl

Ilona van Voorst – van Nispen telah menulis dan menampilkan versi panggung Stille Kracht dan mengubah peringatan Louis Cooper menjadi acara yang meriah. Hidup 100 tahun yang lalu. . . Tinggal sekarang! Kekuatan diam Louis Kuperes masih bergema.

Dari Hindia hingga Sekarang Lokasi Museum Sofiaoff dan karpet merah serta seluruh rombongan tamu menjadikan kostum pada masa itu sebagai acara yang istimewa. Gerobak dan peniup tanduk berburu dari Stoeterij ‘t Groene Hout dari Wassenaar melengkapi gambar tersebut.

Dengan berburu peniup tanduk dan baju besi kuda, 100 tahun Coopers akan terulang dua kali di peternakan kandang di Wassenaar.

Ilona van Vorst – van Nispen diminta untuk membuat De Still Crack versi panggung. Ilona: “Saya heran belum ada. Ada tiga edisi tingkat profesional, tetapi tidak tersedia secara komersial. Setiap edisi sering kali memiliki interpretasi buku dan plot yang berbeda. Kutipan dari buku juga ada digunakan untuk adaptasi film tahun 1974. Tapi itu adalah drama dengan cerita lengkap dan semua dialog antar karakter dari buku aslinya. Tidak sampai Louis Cooper menulis banyak novel sejarah dan psikologis, tetapi The Silent Power dianggap oleh banyak orang sebagai yang terbaik bekerja.

Berlatar abad terakhir ketika Indonesia masih menjadi koloni Belanda, kisah ini terkait erat dengan warisan budaya Indonesia dan Belanda. Plot dan setting yang menarik membawa pembaca langsung ke masa lalu kolonial, ketika Belanda mencoba memaksakan budayanya pada masyarakat India. Bentrokan antara peradaban materialistis Barat dan spiritual Timur masih relevan hingga saat ini, itulah sebabnya kisah ini masih menarik imajinasi.

Versi panggung baru ini membuat The Silent Power mudah diakses oleh tua dan muda. Baca bersama dan hidupkan. Cooperus meninggal 100 tahun yang lalu, namun bahasa puitisnya tidak kehilangan ekspresi. Dalam edisi baru buku ini, ejaan kontemporer telah dipilih dengan tetap mempertahankan susunan kata atmosferiknya. Reproduksi dialog dalam versi panggung sangatlah unik.”

READ  Berita Edam-Volendam, Landsmeer, Purmerend dan Waterland