Jakarta (AB/Bloomberg) – Larangan penanaman kelapa sawit baru di Indonesia akan berakhir pekan depan. Belum jelas apakah larangan itu akan diperpanjang. Itu dilarang tiga tahun lalu oleh Presiden Joko Widodo untuk mencegah deforestasi lebih lanjut.
Menurut para ahli, memperpanjang larangan perkebunan kelapa sawit baru dapat menyebabkan harga yang lebih tinggi. Harga minyak sawit sudah naik tahun ini. Bahan ini digunakan dalam berbagai macam produk, dari margarin hingga biskuit dan dari sampo hingga biodiesel. Misalnya, Unilever menggunakan minyak sawit dalam es krim dan produk perawatan. Perusahaan makanan telah memperingatkan kenaikan harga untuk produknya pada bulan Juli. Harga komoditas pertanian lainnya juga telah meningkat selama beberapa waktu.
Dalam tiga tahun terakhir, sekitar 3 juta hektar perkebunan telah ditemukan di hutan yang didirikan tanpa izin di Indonesia. Secara total, sekitar 16,5 juta hektar ditanami di negara ini.
Minyak sawit terutama diambil di Indonesia dan Malaysia. Penggunaan minyak sawit kontroversial. Hutan hujan sering dibakar untuk membuka jalan bagi perkebunan kelapa sawit. Oleh karena itu, organisasi lingkungan dan hak asasi manusia telah lama menjadi sangat kritis. Mereka juga ingin perusahaan-perusahaan Barat berhenti berinvestasi dalam produksi minyak sawit yang salah.
“Penggemar TV Wannabe. Pelopor media sosial. Zombieaholic. Pelajar ekstrem. Ahli Twitter. Nerd perjalanan yang tak tersembuhkan.”
More Stories
Permulaan yang lezat di Tur Studi Transportasi Khusus Ron Plav Gastrobar Indonesia ke Indonesia
Larangan ekspor tembaga dapat merugikan Indonesia sebesar $2 miliar. Freeport memperingatkan – 28 Maret 2024 pukul 7:54 pagi
Prediksi Tips Taruhan Jepang Indonesia – Piala Asia AFC 24-01-2024