BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Miliaran emisi CO2 tidak diperhatikan – awal-awal

Miliaran emisi CO2 tidak diperhatikan – awal-awal

Hari ini

kan

Waktu membaca 2 menit

kan

© Pixabay

Banyak negara memberikan informasi yang tidak lengkap kepada PBB tentang emisi gas rumah kaca mereka. The Washington Post menulis setelah penelitiannya sendiri tentang data yang dikirimkan oleh 196 negara. Menurut surat kabar itu, emisi setidaknya 8,5 miliar ton dan 13,3 miliar ton akan luput dari perhatian setiap tahun.

Tidak bisa diandalkan

Surat kabar itu mengutip dokumen setebal 285 halaman yang disediakan oleh Malaysia sebagai contoh. Dikatakan pohon di negara-negara Asia menyerap gas rumah kaca empat kali lebih cepat daripada hutan di sekitar Indonesia. Karena pernyataan yang berbunyi “dari alam semesta paralel”, negara tersebut dapat secara signifikan mengurangi emisi bersihnya sendiri di atas kertas.

Data yang diberikan oleh negara-negara di KTT Iklim COP26 digunakan untuk memberi saran tentang langkah-langkah apa yang diperlukan untuk mengendalikan pemanasan global. Jika angka total emisi gas rumah kaca yang memerangkap panas di atmosfer tidak dapat diandalkan, maka proyek tersebut didasarkan pada pasir hisap.

Transparansi

Di Glasgow, pembicaraan sedang berlangsung tentang bagaimana negara-negara melaporkan emisi mereka dan tingkat transparansi yang menyertainya. Untuk berbagai negara, termasuk China, transparansi yang diminta dari tindakan pemerintah adalah masalah yang rumit.

Penipuan yang disengaja atau asumsi yang salah

Jumlah emisi yang tidak diperhatikan sangat besar. Bahkan perkiraan paling optimistis sebesar 8,5 miliar ton lebih tinggi dari total emisi tahunan Amerika Serikat. Ada banyak alasan mengapa informasi yang diberikan seringkali salah. Terkadang akan ada kerusakan yang disengaja, tetapi asumsi yang salah juga berperan.

Cara lain untuk melacak

Banyak masalah muncul karena negara berkembang memantau emisi mereka secara berbeda dari negara kaya. Mereka memiliki banyak kebebasan dalam informasi apa yang dikirim. Misalnya, Republik Afrika Tengah menyerap 1,8 miliar ton CO2 secara alami pada 2010, yang sebanding dengan emisi tahunan Rusia.

Lebih banyak kegiatan

Perserikatan Bangsa-Bangsa telah setuju dengan Washington Post bahwa tindakan tambahan diperlukan untuk memastikan bahwa informasi yang dapat dipercaya disediakan. Seorang juru bicara mengatakan negara-negara berkembang perlu menemukan cara untuk membantu meningkatkan “kemampuan organisasi dan teknologi” mereka.