BALICITIZEN

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

India mengincar peningkatan perjalanan wisata dan bisnis dari india

India mengincar peningkatan perjalanan wisata dan bisnis dari india

Pakar perjalanan India memperketat cengkeraman mereka di Indonesia, pasar yang dipandang sebagai sumber kedatangan wisatawan dan bisnis yang berkembang pesat berkat masuknya bebas visa dan konektivitas langsung yang akan segera diluncurkan antara kedua negara.

Duta Besar India untuk Indonesia, Shri Pradeep Rawat, yang menghadiri roadshow 'Incredible India' di Jakarta pekan lalu, mengatakan konektivitas antara India dan Indonesia akan ditingkatkan ketika layanan penerbangan langsung yang menghubungkan Delhi, Chennai dan Bali diluncurkan pada 27 Oktober, meskipun ia menolak untuk… Sebutkan namanya. pengangkut.

Duta Besar India untuk Indonesia Shri Pradeep Rawat (kiri), anggota parlemen Indonesia Satya Widya Yuda (tengah) dan Arun Kumar dari The Westin Jakarta merayakan hubungan bilateral antara India dan Indonesia selama Incredible India Roadshow yang diadakan di Hotel Westin Jakarta (Foto: Kurniawan Olong ) )

Penasihat Ekonomi Kementerian Pariwisata India, Shri Gyan Bhushan, yang memimpin promosi Incredible India, berharap layanan yang akan datang ini akan menutupi ketidakseimbangan pergerakan pariwisata yang saat ini terjadi antara kedua negara.

Meskipun jumlah wisatawan asal Indonesia ke India meningkat dari 43.973 pada tahun 2017 menjadi 46.867 pada tahun 2018, jumlah wisatawan India yang berkunjung ke india meningkat dari 422.000 menjadi 536.000 pada tahun yang sama.

Bhushan mengatakan dia “tidak terkesan” dengan jumlah kedatangan orang Indonesia, karena jumlah kedatangan orang India ke Indonesia “sepuluh kali lebih besar.”

Sementara itu, perjalanan yang akan segera diluncurkan ini pasti akan menarik perhatian para agen di kedua negara, karena kurangnya konektivitas langsung telah diidentifikasi sebagai tantangan besar bagi operator tur India dalam menarik lebih banyak wisatawan Indonesia ke negara tersebut.

Amir Kumar, direktur penjualan dan pemasaran Dharma Steps yang berbasis di Bodh Gaya, menyesalkan penghentian penerbangan langsung Garuda Indonesia antara Jakarta dan Mumbai awal tahun ini telah mengurangi permintaan Indonesia ke India.

Meski terkendala konektivitas, Kumar yakin jumlah kunjungan wisatawan india ke India akan terus meningkat. Dia mencatat, jumlah tamu Indonesia yang diterima perusahaan meningkat lima persen sejak tahun lalu, berkat kebijakan bebas e-visa India untuk warga india.

READ  Nazir Razak ditunjuk untuk memimpin Dewan Bisnis Malaysia-Indonesia yang diluncurkan kembali

Sanyog Gupta, presiden Sanyog Tours yang berbasis di New Delhi, juga berharap penerbangan langsung ini akan mendongkrak jumlah kedatangan warga Indonesia, yang telah menjalin kemitraan dengan tujuh agen perjalanan Indonesia.

“Kami melihat peningkatan sebesar delapan persen (jumlah klien Indonesia untuk Sanyog Tours) dibandingkan tahun lalu,” ujarnya seraya menambahkan bahwa perusahaannya telah melakukan penetrasi pasar Indonesia sejak 2008.

Sanyog juga mengincar pelancong bisnis dari Indonesia, mengingat 60 persen pelanggannya di india mengunjungi India untuk bisnis dan 40 persen untuk liburan.

Demikian pula Safa Tour & Transport yang berbasis di Tangsel, yang secara tradisional mengandalkan pasar Tiongkok, telah bermitra dengan Magadh Travels & Tours yang berbasis di New Delhi untuk membawa lebih banyak orang Indonesia ke India, kata pemiliknya, Khairul Jumay.

“Kami akan membawa kelompok dari perusahaan minyak dan gas Pertamina dan kedutaan Saudi untuk mengunjungi India awal tahun depan,” kata Momen, seraya menambahkan bahwa kedua kelompok tersebut diperkirakan akan tinggal di India setidaknya selama seminggu.

Bukan rahasia lagi bahwa India merupakan pesaing kuat bagi pelancong bisnis dari india.

Kumar mengatakan Dharma Steps menargetkan para pebisnis dan bukan pelancong independen karena India tidak hanya membanggakan festival seni dan budayanya, namun hotel dan resornya adalah tempat MICE ideal yang dapat mengakomodasi kelompok besar.

Meskipun India tidak kekurangan destinasi wisata yang menarik, keunggulan destinasi tersebut sering kali dibayangi oleh gambaran buruk mengenai sanitasi dan kebersihan yang buruk.

“Yang kita jual dulu atraksi wisatanya. Lalu kita promosikan negaranya. Kalau kita menyebut kata 'India' dulu, yang terlintas di benak kita adalah citra buruk,” kata Gomay seraya menambahkan bahwa dirinya sadar akan persoalan lingkungan hidup di India.

READ  Saluran IT Belanda - Kota Ramah Lingkungan

Seperti Gomay, Kumar percaya bahwa kesenjangan dalam kesadaran akan India sebagai tujuan wisata perlu diatasi. “Kurangnya komunikasi adalah masalahnya. Kita perlu meningkatkan upaya promosi untuk meningkatkan kesadaran tentang (India).